Vita Dan kisah Puber
- Home
- Cerita Porno
- Vita Dan kisah Puber
Cerita Dewasa – Cerita kali diberi judul Vita Dan kisah Puber yang pastinya tidak sama bagusnya dengan cerita yang lalu yuk disimak !
Saat itu aku sudah mengenal seks, itu aku dapatkan ketika aku masih duduk di kelas 2 SMP, saat itu aku masih pacaran dengan seorang mahasiswa dari sebuah universitas swasta di kotaku.
Semenjak saat itu gairah seks-ku semakin meningkat. Hampir setiap hari kami melakukan hubungan itu.
Namun semenjak aku putus dengan pacarku, aku kehilangan orang yang dapat memenuhi kebutuhan biologisku.
Sebagai gantinya aku sering melakukan mastrurbasi bila aku sedang terangsang.
Aku sering tidur dalam keadaan telanjang, hanya dilapisi selimut biar nggak kedinginan. Kalau sudah begitu aku pasti akan berfantasi sedang berhubungan intim dengan teman-teman sekolahku.
Aku lebih suka berfantasi dengan teman sekolahku daripada dengan orang yang lebih tua apalagi orang bule.
Fantasiku tidak hanya teman cowok, tetapi juga cewek-cewek yang cukup cantik dan seksi. Mungkinkah aku hypersex?
Dibalik selimutku, aku sering memasukkan jari-jariku ke dalam memekku, kemudian memainkan klitorisku hingga aku mencapai orgasme, dan aku ulangi lagi hingga benar-benar badanku lelah dan tubuhku penuh dengan keringat.
Tidak jarang aku masukkan juga sikat gigi ke dalama memekku, kemudian jari-jariku memuntir-muntir puting susuku yang aku lakukan dalam tempo yang lambat.
Aku membayangkan saat itu aku sedang disetubuhi oleh temanku, hingga akhirnya aku mencapai orgasme.
Kemudian sikat gigi yang basah oleh cairan memekku itu aku oleskan ke sekitar puting susu yang sudah menegang.
Itu aku lakukan berulang kali hingga aku kehabisan tenaga. Orang tuaku tidak pernah tahu hal itu, karena mereka sibuk, lagipula kamarku cukup mendukung. Bahkan ketika aku berhubungan seks dengan pacarku dulu, tempatnya juga di kamarku.
Pagi itu aku bangun dalam keadaan telanjang, dan sikat gigi masih menancap di memek dan cairan memekku tampak masih meleleh keluar, puting susuku terasa lengket, cukup banyak aku orgasme tadi malam.
Aku tersenyum melihat diriku di cermin, kemudian aku berdiri dan membiarkan sikat gigi menancap di memek.
Aku masuk ke kamar mandi yang kebetulan masih berada di kamarku. Kemudian dengan shower aku siram tubuhku, terutama bagian payudara dan memek.
Ketika sikat gigi aku cabut, tiba-tiba aku merasa terangsang lagi, segera aku semprotkan shower ke dalam memek sambil mengusap payudaraku dengan sabun, cukup lama aku hingga aku orgasme.
Setelah itu aku mandi seperti biasa.
Hari ini ada pelajaran olahraga. Aku tidak begitu suka dengan pelajaran ini, selain aku tidak mahir olahraga, pasti aku akan jadi pusat perhatian cowok-cowok, mana pakaiannya ketat banget,
Huuhh.. (Aku lebih suka memakai seragam cheers, karena aku merasa lebih seksi bila memakai seragam itu. Seragam cheers sekolahku rok mini dengan atasan model sailor. Hmm..)
Akhirnya pelajaran olah raga selesai juga, kami cewek-cewek segera ganti pakaian. Kami segera menuju ke loker ganti.
Aduhh.. Penuh.. Terpaksa aku ganti di toilet. Segera aku berlari ke toilet, meskipun toilet tetapi cukup bersih dengan kloset duduk yang bersih dan mengkilat.
Aku lihat toilet kosong, aku maklum karena kelas lain masih pelajaran biasa, lagipula ini toilet terjauh dari kelas-kelas, biasa digunakan oleh anak ekskul karena dekat dengan aula. Segera saja aku masuk, ketika mau aku kunci ternyata kuncinya rusak.
“Ya sudah deh nggak usah dikunci aja, lagian nggak ada orang juga..” begitu pikirku.
Aku mulai membuka pakaian olah ragaku, cukup susah membuka bagian atasnya,
“Dadaku terlalu besar atau bajunya terlalu kecil ya?” gumanku sendiri..
Akhirnya aku berhasil juga membukanya, tetapi BH-ku menjadi berantakan, puting susuku menonjol keluar.
“Aku biarkan saja dulu ah” pikirku, kemudian aku lepas celana olah raga ku. Aku melihat celana dalamku basah oleh cairan memekku.
“Lho.. Kok aku keluar ya.. Padahal aku nggak ngapa-ngapain lho.. Pantesan putingku tegang banget..” gumanku.
Segera aku ambil tissue di toilet kemudian dengan hati-hati aku bersihkan memekku. Saat itu posisiku membungkuk membelakangi pintu sehingga aku nggak tahu kalau pintunya terbuka. Tiba-tiba aku dipeluk dari belakang, kontan saja aku kaget.
“Eh.. Eh.. Apa-apain nih.. Heeii!!” teriakku sambil membalikkan badan.
Tiba-tiba mulutku dibekap dengan tangan dan aku melihat Angga.
“ANGGA!!” teriakku..
Tetapi karena mulutku dibekap, suaraku bagaikan tidak keluar. Angga adalah cowok tajir yang naksir aku, rupanya dia ngikutin aku tadi.
Angga kemudian membawaku ke toilet sebelah, kami masuk dan Angga mengunci pintunya, rupanya yang ini bisa dikunci, SIAL!! Rutukku dalam hati..
Tiba-tiba Angga mengeluarkan sebilah pisau dari kantongnya dan menempelkan di leherku.
“Diem terus ikutin perintah gue!!” bentaknya kepadaku sambil memepetku ke tembok.
Angga mengeluarkan tali kemudian mengikat kedua tanganku, aku hanya bisa diam, takut sama pisaunya.
Angga melepas sepatuku dan kaus kakiku dan melemparkan ke tolilet sebelah.
Tanganku diikat ke engsel pintu bagian atas hingga akhirnya tanganku tergantung ke atas, dengan begitu Angga bisa bebas melihat semua lekuk tubuhku yang setengah telanjang.
“Body lu seksi Vit.. payudara lu bikin gue horny” bisik Angga di telingaku sambil memegang payudaraku.
Lalu dengan pisaunya, Angga memutus tali BH ku dan tali celana dalamku. Dengan sekali tarik, aku sudah telanjang bulat di depan Angga.
Angga membuang pisau ke luar toilet dan segera mendekat, langsung memegang payudaraku dan memutarnya..
“Ahh.. Duuhh.. Jangan kenceng-kenceng dong.. Sakit..” rintihku kepada Angga, rupanya dia belum pernah berhubungan seks sebelumnya, masih perjaka rupanya dia, diam-diam aku tersenyum.
“Eh sorry.. Sakit ya..” dia minta maaf, bodoh banget ya?
Angga kemudian membuka semua pakaiannya, sehingga dalam beberapa menit dia sudah telanjang bulat.
Aku melihat kontolnya sudah menegang dengan mengacung ke atas dan berdenyut-denyut. Angga mendekat dan mengusap payudaraku sambil memelintir puting susuku yang sudah tegang dari tadi.
Tiba-tiba Angga menempelkan kontolnya ke memekku, dan mendorongnya ke dalam.
Karena belum berpengalaman maka Angga selalu meleset memasukkan kontolnya ke dalam memekku.
Karena kasihan aku buka kakiku ketika Angga mencoba untuk yang ke 4 kalinya. kontol Angga masuk ke dalam memekku, dan aku lihat Angga merasa surprise banget, dan Angga membuka mulutnya sembari mendesah..
“Ah.. Ah.. Ah..” desah Angga setiap mendorong kontolnya ke dalam memekku.
Aku hanya bisa diam saja. kontol Angga sudah masuk sepenuhnya dan dia mulai menggoyangkan kontolnya keluar-masuk memekku.
Aku sengaja diam saja, karena kalau aku ikut menggoyangkan pinggulku, aku percaya Angga akan langsung ejakulasi.
Ternyata belum ada 10 goyangan, Angga sudah ejakulasi di memekku. Rupanya dia nggak bisa menahan lebih lama lagi.
Cukup lama dia menancapkan kontolnya di memekku, mungkin untuk merasakan sensasi ejakulasi yang baru saja dia alami.
Aku hanya bisa tersenyum saja ketika dia menatapku saat dia mencabut kontolnya.
“Kok cuma sekali aja Ga?” tanyaku menantang.
“Kamu masih mau lagi?” balasnya, nampaknya pertanyaan pancinganku mengena.
“Masih dong, tapi aku yang kendalikan kamu, gimana?” usulku..
“Maksud loe?” tanya Angga enggak ngerti.
“Lepasin talinya terus kamu ikutin apa kataku” kataku sambil tersenyum nakal.
Rupanya Angga baru mengerti, dia kemudian keluar untuk mengambil pisau yang dia buang tadi, kemudian memotong tali yang mengikat tanganku.
“Bersihin kontol lu dulu gih” pintaku ke Angga yang kemudian segera dibersihkan dengan saputangannya.
Ketika aku melihat Angga membersihkan kontolnya menggunakan saputangannya, libidoku memuncak cepat hingga aku hampir tidak bisa mengendalikan diri.
Tak lama kemudian dia selesai.
“Duduk di kloset itu, shut up, and look me!” perintahku.
Di depan Angga aku mulai menari.
Menari?
Ya menari, aku menari erotis di depan Angga. Aku meraba dan memuntir puting susuku kemudian memasukkan jari ke dalam memekku lalu aku jilat cairan memek yang menempel di jariku, sambil tetap menari.
Kemudian aku tempelkan tubuhku ke tembok lalu berlutut di lantai, kemudian sambil merangkak aku mendekati Angga, aku melihat kontolnya sudah berdiri dan berdenyut-denyut.
Aku bergerak mendekati kontol Angga, kemudian menjilatinya, kemudian mengecupnya, sesekali aku masukkan ke dalam mulutku kemudian aku keluarkan lagi.
Dengan ujung jariku aku mengusap kepala kontolnya sambil kujilat lubang kontolnya. kontol Angga tidak besar tapi cukup bersih.
Aku melirik sambil tersenyum kepada Angga, tampaknya dia sudah hampir ejakulasi lagi.
“Cepet banget sih ni anak?” pikirku.
Kemudian aku kocok kontolnya perlahan-lahan, sambil tetap aku jilat kepala kontolnya. Aku merasakan ditanganku kontol Angga mulai berdenyut-denyut, segera aku masukkan kontol Angga ke dalam mulutku, kemudian aku hisap, tak sampai 3 kali hisap, Angga sudah ejakulasi lagi.
Aku hisap air maninya hingga habis. Kemudian kontol Angga aku siram dengan air maninya yang terkumpul di mulutku.
Kemudian dengan mulut yang masih ada sisa-sisa air mani, aku berdiri dan mendekati Angga.
Kemudian aku duduk di pangkuan Angga dengan menghadap ke arahnya. Aku cium bibir Angga dengan sisa-sisa air maninya sendiri.
“Kenapa? Ini khan air mani kamu sendiri” protesku ketika dia mau menolak ciumanku.
Aku mencium bibir Angga dengan lembut sambil kuhisap mulutnya, kemudian aku masukkan lidahku ke mulutnya, jadilah kami French kiss.
Cukup lama kami berciuman, hingga Angga hampir kehabisan napas.
“Sudah Vit, aku sudah capek..” pintanya kepadaku.
“Apa capek? Aku padahal baru mulai..” kataku..
“Apa? Baru mulai? Padahal..” Angga mencoba protes.
“Sudah diem!! Salah sendiri kamu yang mulai, sekarang ikutin kataku kalau nggak mau namamu tercemar di sini!!” ancamku kepadanya.
Rupanya Angga keder juga dengan ancamanku.Hihihihihihi..” aku tertawa kecil.
“Aku bakal bikin kamu nggak akan ngelupain hari ini..” kataku sambil mencium bibirnya lagi.
Kemudian aku suruh Angga untuk membuka kakinya lebar-lebar hingga kakiku bisa berdiri tepat di depan kontolnya yang sudah lunglai.
“Aku kasih waktu buat bangunin kontol kamu sampai memekku sampai di depan kontol kamu!!” perintahku kepada Angga.
Dengan posisi berdiri seperti ini, posisi memekku tepat berada di depan muka Angga, aku pegang kepala Angga, kemudian aku suruh menjilati memekku.
“Jilatin memek gue!!” kataku ketika aku sudah berdiri seimbang.
“Jangan seperti itu njilatinnya, pelan-pelan aja..” protesku ketika Angga menjilat memekku secara sembarangan.
Sekali-kali aku lihat kontol Angga, rupanya sudah hampir tegang penuh. Lama kelamaan aku merasa terangsang, apalagi ketika lidah Angga menyentuh klitorisku.
Aku pegang kepala Angga, dan menggoyangkan pinggulku di depan kepalanya, aku gesek-gesekkan memekku ke mukanya, sambil aku membenarkan posisi kakiku, kemudian aku gesekkan memekku ke dagu, dada, hingga sampai perut. Aku sudah nggak bisa turun karena pantatku kehalang kontol Angga yang sudah tegang.
Aku angkat pinggulku kemudian arahkan memekku ke kontol Angga.
Nampaknya Angga sudah siap betul.
Sambil menatap Angga aku masukkan kontol Angga ke dalam memekku, kemudian dengan cepat aku keluarkan lagi.
Aku tertawa kecil dan aku mengulanginya lagi sampai beberapa kali hingga aku merasa terangsang.
Kemudian aku masukkan memekku tetapi hanya setengahnya saja kemudian aku jepit kontolnya dengan sekuat tenaga, kemudian aku tarik pelan-pelan hingga sampai kepala kontolnya, kemudian aku masukkan lagi hingga setengah dan aku tarik lagi.
Aku lakukan itu beberapa kali hingga aku lelah menjepit kontol Angga.
Bersamaan itu, Angga ejakulasi lagi, rupanya dia sudah tidak tahan dengan permainanku.
“Aduuhh.. Kok sudah keluar lagi sih” batinku agak kecewa..
Aku keluarkan kontol Angga dari memekku lalu aku kulum kontolnya untuk membersihkan kontolnya lagi.
Kemudian aku kembali ke posisi semula. Kemudian dengan kontol Angga yang masih lunglai aku berusaha masukkan lagi ke dalam memekku, agak susah sih, karena nggak bisa menembus memekku yang masih cukup rapat.
Akhirnya bisa juga karena aku buka lebar-lebar mulut memekku, dan mendorong kontol Angga masuk ke dalam.
Begitu masuk ke dalam memekku, aku tunggu Angga hingga dia ereksi sempurna, beberapa menit kemudian, segera aku goyangkan pinggulku dengan tempo lambat.
Aku yakin Angga nggak bakalan cepet keluar lagi soalnya kontolnya sudah mulai pengalaman dan persediaan air maninya sudah hampir habis?
Sewaktu menggoyangkan pinggulku itu aku sekali-sekali menjepit kontol Angga kemudian aku lepaskan lagi.
Hingga akhirnya aku merasa hampir orgasme aku percepat tempo goyanganku. Rupanya Angga juga sudah hampir keluar.
“Tahan Ga, kita keluar barengan” pintaku.
Rupanya Angga sudah hampir bisa mengimbangiku, dan benar saja ketika aku orgasme Angga menyusul kemudian, hebat dia bisa 2 detik lebih lama dariku.
“Kamu sudah mulai hebat Ga..” bisikku sembari mencium bibirnya dengan lembut.
Kami berpelukan dan tanpa terasa kami ketiduran cukup lama hingga aku merasakan kontol Angga mulai ereksi lagi di dalam memekku.
Segera aku melepaskan kontol Angga dari dalam memekku, kemudian aku berdiri sembari menunggu kontol Angga berdiri.
Rupanya cukup lama hingga harus aku bantu dengan mengocoknya.
Saat kontol Angga sudah ereksi sempurna, aku membalikkan badan dan berpegangan di pintu sambil membungkukkan badanku.
“Ga.. Masukin sini..” pintaku manja sambil menunjuk ke memekku.
Angga segera bangun dan langsung menempelkan kontolnya ke memekku.
“Pelan-pelan aja dulu, jangan buru-buru..” kataku ketika kontol Angga secara kasar ditusukkan ke memekku.
Akhirnya setelah kontolnya dikeluarkan, Angga mencoba untuk memasukkannya kembali, kali ini dia lebih lembut lagi, pantatku diusapnya dulu, kemudian tangan kirinya meraba payudaraku dari belakang, kontan saja putingku langsung menegang ketika tangan Angga menyentuh payudaraku.
Sementara itu, tangan kanannya memegang pinggangku agar tidak bergerak, lalu dia mulai memasukkan kontolnya.
Nampaknya dengan gaya seperti ini kontolnya gampang masuk, dengan 2 kali coba, kontolnya sudah masuk ke memekku.
Kali ini Angga tidak terlalu buru-buru, sehingga aku merasakan nyaman, aku rasa Angga pun demikian.
“
Digoyang Ga..” pintaku kepada Angga ketika kontolnya sudah menancap di memekku, langsung saja Angga menggoyang pinggulnya.
Ini adalah gaya favoritku, sehingga setiap kontol Angga menyodok masuk, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, tanpa sadar aku meracau keenakan.
“Ahh.. Uhh.. Yeah.. Ahh.. Aahh.. Terus Gaa.. Uhh..” racauku tanpa sadar.
Dan tampaknya Angga tidak tahu kalau aku hanya meracau, dia segera mempercepat goyangannya. Aku terkejut dengan yang dilakukannya, meskipun nikmat tapi aku merasa khawatir..
“Aahh.. Aku keluaarr..” erang Angga kemudian..
Tuh khan, yang aku khawatirkan terjadi juga, Angga masih terlalu amatir untuk berhubungan seks.
Angga kemudian membenamkan kontolnya ke dalam memekku untuk beberapa saat, kemudian dia mencabutnya.
“Plaakk..” aku menampar pipi Angga.
“Aku khan sudah bilang jangan buru-buru!! Kamu tu masih amatir!!” makiku kepadanya.
Angga hanya bisa terkejut dan nggak bisa ngomong apa-apa lagi.
Segera aku keluar toilet dan kembali ke tolietku semula.
“Sial!! BH dan celana dalamku dirobek Angga. Gimana ya? Mana memekku masih banyak air mani Angga!!” Aku mengumpat dalam hati.
Segera aku bersihkan memekku lagi. Kali ini aku tutup pintunya dengan benar. Setelah itu aku kenakan rok-ku.
“Aduh pake apa ya..” aku bingung harus pake apa buat dalemannya, akhirnya aku gunakan celana olahragaku buat pengganti celana dalam, padahal rok-ku sempit, jadinya dengan tambahan celana olahragaku, rok-ku jadi tambah sempit.
“Tapi BH-nya pake apa ya? Masa nggak pake BH? Mana seragamku tipis..” pikirku.
Akhirnya aku langsung pake seragam tanpa BH. Bisa dibayangkan dengan ukuran payudara segitu (34B) pake seragam sekolah, tanpa BH, dan puting yang menonjol, pasti bikin ngeres orang yang liat.
Aku berniat masuk kelas untuk mengambil rompi yang selalu aku bawa, tapi sekarang rompi itu ada di kelas.
Akhirnya dengan hati-hati aku keluar dan menunggu hingga sepi untuk bisa masuk kelas dan kemudian mengambil rompiku.
Aku berharap tidak ada orang yang melihatku. Ketika kau keluar dari toilet aku berpapasan dengan Angga, nampaknya dia masih merasa bersalah, aku hanya tersenyum kepadanya ketika dia memanggilku.
“Nggak ada waktu..” pikirku, dan aku segera melesat ke kelas.
Aku berjalan melewati lorong dengan perasaan khawatir, khawatir kalau ketemu guru atau teman. Kalau dengan kondisi biasa sih enggak masalah, tapi dengan kondisi seperti ini?
Gile banget deh..
Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang, sampai juga aku di kelasku, rupanya kelas sepi, anak-anak sedang jajan di kantin.
Kesempatan!! pikirku, segera saja aku masuk dan menuju ke tasku dan segera memakai rompiku.
“Vita..!!” tegur seseorang..
“O.. Oww..” aku kaget setengah mati, rupanya Wulan teman sekelasku.
Wulan cewek cantik di kelasku, menurutku dia seksi, dengan ukuran payudara yang hampir sama denganku, hanya saja dia lebih gemuk 2 kilo dariku.
Aku 163/45, sedangkan Wulan 162/47. Wulan adalah salah satu cewek di sekolahan ini yang sering aku jadikan objek fantasiku.
Dan aku rasa Wulan ada perhatian denganku, apakah Wulan lesbian? Entahlah.. Tapi aku tebak, Wulan sudah nggak virgin lagi.
“Kenapa kamu Vit?” tanya Wulan kemudian.
“Nggak Papa kok Lan..” sembari duduk di kursiku..
Wulan kemudian duduk di sebelahku. Rupanya aku lupa mengancing rompiku, dan aku rasa Wulan melihat aku nggak pakai BH saat itu.
“Kamu kok nggak pake BH Vit?” tanyanya tiba-tiba..
Kontan aja aku kaget, kok dia tahu..
“Ehmm.. Ahh.. Uhhmm.. Gimana ya.. Ehmm..” bingung bgt jawabnya.
Tapi Wulan sepertinya mengerti dengan apa yang terjadi denganku.
“Sama siapa kamu barusan? Terus celana dalem kamu kemana? Tangan kamu kok ada bekas ikatan?” pertanyaannya bikin aku mati kutu.
Karena aku tidak bisa menjawab, Wulan akhirnya tersenyum.
“Tenang aja lagi, aku ngerti kok, enggak usah khawatir” bisik Wulan sambil tersenyum, kemudian Wulan mencium pipiku, lalu keluar kelas menuju kantin.
Aku kaget juga dengan yang dia lakuin barusan, Wulan cium aku?
Apa maksudnya nih?
Tapi aku sudah ngerasa tenang dan sedikit senang karena Wulan ada perhatian denganku.
Tepat pukul 10.15 guru English masuk ke kelas, guru ini terkenal on-time dan agak killer, makanya begitu tahu gurunya datang, anak-anak langsung pada masuk.
“Vit, aku duduk sebelah kamu ya..” Wulan tiba-tiba duduk di sebelahku.
“Ha.. Oohh.. Ok.. Silakan aja..” jawabku terbata-bata.
Aku memang duduk sendiri, karena jumlah murid di kelasku ganjil, maka aku nggak dapet teman sebangku sendiri. Kasian ya gue?
Selama pelajaran berlangsung Wulan mengamati aku, aku jadi salah tingkah dibuatnya, makanya aku pura-pura tidur saja.
“Vita, are you ok?” Tanya guru English-ku.
“She’s sick sir, I’ll take Vita to UKS..” Wulan langsung menjawab pertanyaan guruku.
“Oohh.. Ok, please Wulan..” Guruku mengizinkan.
“Ayo Vit, kita ke UKS” ajak Wulan sambil menggandeng tanganku.
“Apa-apaan nih?” batinku dalam hati.
Wulan membawaku ke ruang UKS, padahal aku nggak sakit. Selama perjalanan Wulan menggandeng mesra tanganku, sembari memepetkan tubuhnya ke tubuhku.
Aku hanya bisa diam dan mengikuti apa maunya.
Akhirnya kami tiba di ruang UKS, ruangan ini terdiri dari beberapa kamar yang tertutup, sehingga orang tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam.
Wulan membawaku ke kamar yang paling ujung. Di dalam kamar itu terdiri dari 3 tempat tidur. Tiba-tiba Wulan mengunci pintunya.
“Lan, maksud kamu apa s..” belum selesai aku ngomong tiba-tiba Wulan mencium bibirku dengan lembut. Sambil tangannya meraba-raba tubuhku.
– Mau tak mau aku terangsang juga, tapi aku berusaha untuk mengendalikan diri.
“Kamu cantik Vit, aku suka kamu..” bisiknya kepadaku.
Rupanya Wulan benar-benar ada rasa denganku. Aku kaget juga, soalnya setahuku dia juga punya pacar.
Tapi apakah dia seperti aku juga?
Aku juga sering berfantasi dengannya, dan sekarang aku malah sudah berhadapan dengannya.
Aku tersenyum ketika dia akan mencium bibirku, aku balas ciumannya, akhirnya kita berciuman dengan agak liar, sampai akhirnya Wulan mendorongku ke tempat tidur.
Wulan menindihku, payudara kami saling bertemu. Kemudian dia menciumku lagi, aku merasakan tubuh Wulan menggesek-gesek tubuhku, aku cukup terangsang saat ini, aku merasa memekku basah, aku lebih mudah terangsang bila dengan cewek.
Aku peluk tubuh Wulan dan mencoba untuk membuka resluiting rok Wulan.
Sedangkan Wulan masih menciumiku sambil mengelus-elus rambutku, rupanya dia sudah menantikan saat ini, ini dilihat dari nafsunya yang sangat tinggi.
Wulan kemudian melepaskan rok-nya yang sudah longgar, rupanya Wulan sudah tidak pakai celana dalam, kemudian aku lepaskan pelukanku.
Dengan posisi Wulan berada di atasku, Wulan membuka satu-persatu kancing seragamku. Akhirnya seragamku lepas dan payudaraku menyembul keluar.
Wulan kemudian melepaskan rok-ku, dan celana olahragaku, akhirnya aku telanjang bulat, dan benar memekku sudah basah oleh cairanku.
Wulan kemudian melepaskan seragamnya dan BH-nya, sehingga jadilah kami telanjang bulat.
Wulan kembali menindihku sehingga payudara kami saling bertemu lagi tanpa halangan. Karena payudara kami sama-sama sudah tegang, maka Wulan agak kesulitan untuk menciumku, tapi akhirnya bisa juga.
Wulan menggesek-gesekkan memeknya ke memekku, sehingga aku merasakan kenikmatan, Wulan pun merasakan hal yang sama.
Aku hanya diam dan menikmati semua yang dilakukan Wulan.
Wulan kemudian menciumi leherku, dan payudaraku.
Dia menghisap puting susuku dengan lembut, kadang-kadang dia menggigitnya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa saat itu.
Kedua payudaraku dijilatinya secara rata dan di usapnya hingga putingku berdiri tegak.
“Ahh.. Ah.. Ahh..” aku mendesah karena nikmat yang aku rasakan.
Wulan kemudian turun lagi, dia menciumi perutku yang rata, menjilati pusarku, dan kemudian dia menjilati memekku.
Wulan memasukkan jarinya ke dalam memekku dan mencari klitorisku, setelah itu dia menjilatinya.
Aku merasakan sensasi yang luar biasa saat lidah Wulan menyentuh klitorisku, aku serasa melayang.
“Ahh.. Iya.. Disitu.. Aahh..” aku mendesah saat Wulan menggigit klitorisku.
Tak lama kemudian aku orgasme, aku merasakan orgasme kali ini sungguh spesial, karena aku orgasme karena cewek.
Rasanya sungguh nikmat dibandingkan dengan cowok.
Wulan kemudian bangun dan mengambil thermometer yang ada di ruangan UKS ini, Wulan memasukkan thermometer itu ke dalam memekku.
“Apa yang kamu lakuin?” protesku.
Tapi Wulan hanya tersenyum saja sembari tetap memasukkan thermometer ke dalam memekku.
“320 Celcius..” gumannya saat Wulan melihat penunjuk di thermometer, rupanya Wulan memasukkan thermometer ke dalam memekku hanya untuk mengukur suhunya, sialan batinku.
Kemudian Wulan membuka lemari UKS, rupanya Wulan sudah merencanakan hal ini, buktinya dari dalam lemari itu, Wulan mengambil beberapa alat yang pernah aku lihat di film-film porno.
Seperti kontol buatan (dildo), vibrator, masker, hingga sabuk kontol.
Wulan memakai sabuk kontol hingga dia seperti seorang cowok berkontol besar dan panjang, namun juga berdada besar.
Wulan mendekatiku yang masih terbaring di tempat tidur, Wulan kemudian memasukkan kontol itu ke dalam memekku, kemudian mulai menggoyangnya, aku yang baru saja orgasme, langsung timbul lagi gairahku, segera saja aku imbangi goyangannya sehingga kami dapat menimbulkan goyangan yang seirama.
Sudah lama aku tidak merasakan seperti ini lagi semenjak putus dengan pacarku dulu.
Aku kadang-kadang meremas-remas payudara Wulan, nampaknya Wulan suka ketika aku pelintir puting susunya, Wulan semakin bersemangat menggoyangnya setiap aku sentuh payudaranya. filmbokepjepang.com
Sesekali aku meraba pantatnya, kemudian memasukkan jariku ke dalam anusnya, Wulan sepertinya juga merasakan hal yang sama denganku, karena aku lihat dari raut mukanya, dia menunjukkan kenikmatan.
Tak lama kemudian, karena goyangan kontol yang konstan dan terus menerus, akhirnya aku mencapai orgasme.
Saat aku orgasme Wulan terus menggoyang pinggulnya, nampaknya Wulan tidak tahu aku sudah orgasme.
“Aduuhh.. Ahh.. Sudahh.. Aku keluaarr..” rintihku ketika Wulan masih tetap menggoyang pinggulnya.
Namun Wulan bukannya berhenti malah mencabut kontolnya dan kemudian memasukkan ke dalam anusku. Sakit sekali rasanya saat itu.
“Aduuhh.. Jangaann.. Please.. Sakiitt..” aku setengah berteriak.
Namun nampaknya Wulan tidak peduli, dia terus saja menggoyangnya.
Beberapa saat kemudian karena anusku tidak licin lagi, Wulan kembali mencabut kontolnya dan memasukkan kontolnya ke dalam memekku.
Kontan saja aku kaget, karena selama ini aku belum pernah merasakan hal semacam ini.
Karena kalau cowok pasti nggak bakalan bisa kayak gini. Wulan terus menggoyang pinggulnya hingga aku hampir orgasme lagi.
Gilee.. Akhirnya aku orgasme lagi.
Wulan kemudian mencabut kontolnya, lalu bangun dan melepaskan kontolnya. Sementara aku masih terbaring kelelahan.
“Kamu juga harus coba Vit..” katanya sambil memberikan sabuk kontolnya kepadaku.
Aku mengambilnya dan mencoba memasangnya, cara memakainya rupanya seperti memakai sabuk pengaman para wall climber. Aku tersenyum sendiri ketika sabuk kontol itu sudah terpasang, rasanya aneh, karena sekarang aku serasa punya sesuatu yang baru di tubuhku.
Aku melihat Wulan sudah terlentang di tempat tidur sambil menekuk kakinya, hingga memeknya terlihat.
“Masukkan sini Vit..” pintanya lembut.
Aku segera mendekatinya dan mencoba memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Agak kikuk, karena biasanya aku dimasuki, kini aku harus memasuki.
Aku pegang kontolku, dan pelan-pelan aku tempelkan di bibir memek Wulan, kemudian dengan dibantu tanganku, kontolku aku dorong masuk ke dalam memek Wulan, sulit juga, pantesan tadi Angga susah.
Akhirnya dengan mata kepalaku sendiri aku melihat kontolku masuk ke dalam memek Wulan sedikit demi sedikit.
Aku sempat melihat Wulan, dia membuka mulutnya sambil mendesah setiap aku mendorong kontolku masuk.
“Sshh.. Yaahh.. Sshh..” desahnya setengah berbisik.
Aku dorong kontolku terus, namun rupanya kontol ini terlalu panjang, karena belum sampai penuh, aku merasakan ujung kontolnya sudah menyentuh rahim Wulan.
Kemudian pelan-pelan aku goyangkan pinggulku, sementara Wulan juga melakukan hal yang sama. Jadilah aku seperti cowok sekarang, sementar itu Wulan masih tetap mendesah dan sekali-kali meraba-raba payudaraku dan memegangi pinggangku.
Cukup lama kami bergoyang hingga akhirnya Wulan mencapai orgasme, aku sendiri tidak tahu karena aku tidak merasakan apa-apa ketika menyetubuhi Wulan tadi, namun aku tetap merasa terangsang, karena memandang wajah Wulan yang cukup cantik.
Pada saat Wulan orgasme, kontolku aku cabut, dan aku arahkan ke mulut Wulan.
Aku duduk di payudara Wulan, sedangkan aku arahkan kontolku yang masih berlumuran cairan memek kami ke mulutnya. Wulan rupanya tahu dengan maksudku dan segera menghisapnya hingga bersih. Setelah itu, aku bangun dan melepaskan sabuk kontol itu.
Aku mengantinya dengan vibrator.
Aku setel dengan speed yang medium, kemudian sebagian aku masukkan di memekku, sementara ujung yang satunya, aku masukkan ke memek Wulan.
Aku berbaring di sebelah Wulan sambil memeluknya, Wulan pun menyambut pelukanku. Kami saling berpelukan, berciuman, sementara kami terus mendesah karena sensasi yang ditimbulkan vibrator di memek kami.
Beberapa menit kemudian kami orgasme bersamaan, dan cairan kami berdua membasahi vibrator dan sprei.
Selang beberapa saat aku bangun, kemudian mulai menjilati memek Wulan, memek Wulan cukup rapat, dengan klitoris yang cukup besar sehingga mudah untuk kujilat dan kugigit.
Wulan mengerang ketika aku gigit klitorisnya.
“Ahh.. Yaa.. Teruuss..” Wulan mengerang setengah berteriak.
Aku khawatir ada orang yang mendengar, maka aku putar tubuhku, hingga sekarang kami berposisi 69.
Aku di atas, sedanngkan Wulan di bawah. Kami saling menjilati, menggigit klitoris, dan memasukkan jari ke dalam memek. Entah berapa lama hingga kami mencapai orgasme yang bersamaan.
Setiap orgasme, kami tukar tempat.
Wulan di atas, aku di bawah. Kadang aku masukkan beberapa thermometer ke dalam anus Wulan, Wulan pun demikian, dia memasukkan vibrator yang dia bawa ke dalam anusku, kami mencoba semua alat yang dibawa Wulan hingga kami kelelahan.
Hingga akhirnya, kami tertidur sambil berpelukan dengan kondisi telanjang, dan hampir semua barang Wulan menancap di memek dan anus kami.
Di anusku sabuk kontol menancap, dan vibrator menancap di memekku dalam kondisi masih bergetar, aku sangat menikmatinya sehingga aku tidak berniat untuk mematikannya.
Sedangkan kondisi Wulan tidak jauh berbeda denganku.
Di memeknya tertancap 2 buah dildo dan di anusnya tertancap 3 buah thermometer. Payudara kami saling bertemu dan terasa lengket, sedangkan tubuh kami bermandikan keringat.
Kasur dan sprei acak-acakan, namun kami tetep cuek saja, dan tetap tidur.
Aku terbangun karena aku merasakan hampir orgasme, rupanya vibrator yang masih bergetar itu sudah membuatku orgasme beberapa kali tanpa aku sadar.
Itu terlihat dari cukup banyak cairan yang keluar dari sela-sela vibrator yang menancap memekku. Aku kemudian mencabut semua yang menancap di tubuhku, kemudian membersihkan badanku dengan handuk yang ada di ruangan itu.
Kemudian aku berpakaian seperti biasa. Aku melihat jam, sudah jam 2 sore.
Cukup lama kami bercinta tadi.
Wulan masih tertidur pulas, dengan barang-barang yang menancap di memek dan anusnya.
Aku mendekati Wulan dan mencium bibirnya dengan lembut, kemudian aku cabut dildo dan menukarnya dengan vibrator, dan aku setel dengan speed yang low.
Wulan tampak mendesah ketika aku masukkan vibrator itu ke dalam memeknya.
Aku cium sekali lagi bibirnya kemudian melangkah keluar dan pulang menuju rumah. Hari yang melelahkan dan tidak terlupakan,,,,,,,,,,,,,,,,,